0
Bersepeda santai ke Gunung Pancar
Anak road bike kaya saya rasanya sudah sangat bosan bila selalu diajak
berkeliling kota dijalan raya, bertemu debu lagi, mobil mobil besar lagi,
teriknya matahari lagi dan jalur yang tidak ekstrim.
Kebetulan waktu itu hari kamis saya ingat teman saya mengajak saya
kembali mengitari kota yang orang sebut sebagai kota hujan, yap kota bogor pada
hari minggunya. Ah rasanya bosan, tapi ya saya iyakan saja daripada saya
bersepeda sendirian. Tapi keesokan harinya mendadak teman saya merubah planning
dan kita akan bersepeda kearah pegunungan atau tepatnya ke perbukitan yang
jalurnya kata orang lumayan menguras dengkul hehe. Dia diajak oleh temannya
juga sedaerah rumahnya.
Lapangan depan pintu masuk Gn Pancar |
Lega rasanya setelah mampu mencapai puncak tanjakan perumahan ini haha,
sedikit lebay memang rasanya sangat lega, kenapa saya bilang lega, karena jalur
didepan adalah jalur turunan yang sangat panjang, terbayar sudah saya bersusah
payah menggowes tanjakan tadi, kami meluncur sangat kencang banyak yang lepas setang
sambil teriak teriak sejadinya karena angin yang kencang kami terjang dengan
kencang. Terbayar sudah tanjakan tadi, sampai kaki gunung pancar kami di
hadiahi pemandangan yang cukup mengesankan, sehingga membuat kita berhenti
sebentar hanya untuk sekedar mengambil momentum bernarsis ria bersama sepeda
kita masing masing. Disitu kami beristirahat sebentar disebuah warung kopi
untuk meluruskan betis kita masing masing.
Lepas istirahat kami langsung diberi kejutan tanjakan yang sangat curam,
selain jalan yang tidak beraturan dan cuaca yang cukup panas, alhasil kita TTB
( tuntun tuntun bike ) ditengah tanjakan istirahat sebentar lalu lanjut nuntun
lagi hehe, sampai sebelum pintu masuk gunung salak coba saya gowes lagi sekitar
100m dan cukup membuat dengkul lengos seketika, lalu kita istirahat cukup lama di
warung kisaran depan pintu masuk gn pancar, sembari sholat dhuhur dan makan
seadanya. Sembari istirahat kami menonton pertunjukan downhill yang ckup bagus
sambil meluruskan kaki kaki kita masing masing.
Setelah itu kita lanjutkan gowes ke puncak pancar, masuknya sih bayar
seorang kisaran Rp. 5000, kita banyak bertemu sesame goweser disana tapi rata
rata dari mereka jarang yang sampai puncaknya, gowes diselingin TTB membuat
kita sangat ngos ngosan, apalagi di gn pancar terdapat tanjakan tanjakan yang
sangat curam, tapi cukup terbayar dengan pemandangan pemandangan disekitar kita
menggowes, ada pancuran pancuran air yang membuat kita berhenti sebentar untuk
membasuh muka dan mengguyur sepeda kita masing masing dan sekedar selfie
sebentar, akhirnya sampai puncaknya dimana ada warung untuk kita berteduh
sebentar, dan melanjutkan kearah makam dengan berjalan kaki ke puncak makamnya,
setelah berkunjunga sebentar lalu kita trun ke warung itu lagi.
Setelah kita anggap cukup untuk beristirahat, kita bersiap pulang
menuruni gn pancar ini dengan kecepatan penuh hehe, kita turunkan sedel sampai
mentok dan kita unlock shock kita depan
masing masing, lalu meluncurlah kita dengan kecepatan penuh kebawah, tidak
sampai 10 menit kita sudah sampai di sentul kembali, hehe jalur yang sangat
mengguncang adrenalin selain rem belakang saya yang hampir habis dan jalan yang
berlubang dan tidak rata.
Akhirnya kita berjalan kearah rumah masing masing dengan membwa
pengalaman yang luar biasa di gn pancar ini. Lain kali saya ceritakan gowes
ditempat lain yang lebih mengesankan.
berikut adalah penggalan video menanjak kita
Post a Comment
saya butuh komentar anda . no Rasis no Sara ^^ TERIMA KASIH